Selasa, 07 Juni 2011

Seni Bercerita Bagi Orangtua Kepada Anaknya

http://toko-muslim.com/blog/seni-bercerita-bagi-orangtua-kepada-anaknya.html

Seni bercerita haruslah dikuasai seorang ibu, begitu juga dengan ayah. Namun ibu lebih banyak berperan. Dengan seni tersebut bisa membuat anak menikmati cerita yang dibacakan, dan hidup bersama lakon lakonnya. Akan tetapi, hal tersebut tergantung pada sejauh mana kemampuan ibu dalam menguasai seni ini. Adapun beberapa ciri seni bercerita ini adalah:
  • Menggunakan metode dialog dan pengulangan, seperti “Kira-kira menurutmu apa yang akan terjadi selanjutnya.”
  • Bercerita dengan alur yang jelas dan mudah dipahami.
  • Memperhatikan intonasi suara, terkadang tinggi terkadang rendah sesuai dengan adegan dan kejadiannya. Suara ibu mempunyai intonasi yang tenang, dan sangat cocok sekali dalam seni bercerita.
  • Melibatkan gerakan tangan, mimik wajah, dan gerakan tubuh seluruhnya. Contohnya, wajah yang menampakkan raut gembira, dan sedih sesuai engan adegan ceritanya.
  • Anak sangat mudah terpengaruh oleh cerita yang diminatinya, diantaranya cerita yang melibatkan namanya, atau kejadian yang terjadi mengenai orang-orang yang dicintainya, atau juga di tempat tempat yang dikenalinya.
  • Bercerita dengan menunjukkan kasih sayang dan kehangatan pada anak.
  • Boleh saja memotong cerita agar anak bertambah senang terhadap cerita tersebut. Contohnya, “Insyaallah ceritanya diteruskan lagi besok ya nak.”
Ada catatan penting yang harus diperhatikan. Sejauh mana kemampuan Anda menguasai seni bercerita maka sejauh itu pula cerita yang anda ceritakan itu menarik, berpengaruh dan bermanfaat.
***
Sampai di sini sedikit kutipan dari buku
Judul: Mendidik Anak dengan Cerdas
Penulis: Mahmud Al Khal’awi Muhammad Said Mursi
Penerbit: Insan Kamil
Mendidik Anak Dengan Cerdas
Mungkin sebagai seorang manusia biasa kita akan berkata, “Tapi… saya tidak pandai bercerita. Selalu saja tidak menarik…”.
Tapi Anda sekarang adalah seorang IBU, sebuah motivasi yang sangat besar bagi Anda untuk berubah karena Anda sekarang adalah seorang PENDIDIK.
Anda yang sangat penakut terhadap tikus, harus menjadi pemberani terhadap tikus atau minimal menyembunyikan rasa takut anda di hadapan anak-anak, supaya mereka tidak tumbuh sebagai anak penakut. Karena Anda seorang Ibu.
Anda yang sangat panik ketika tiba-tiba anak jatuh dan berdarah harus menyembunyikan kepanikan Anda dan bersikap tenang di depan anak supaya kepanikan itu tidak merembet ke diri anak dan anak tumbuh dengan nyali yang ciut. Karena Anda seorang Ibu.
Bukankah begitu?
Sebuah cerita yang mungkin membuat anda bersemangat untuk belajar bercerita.
Anak saya, Sa’id mulai masuk sekolah PAUD di pertengahan tahun 2010 Masehi. Sa’id terlambat mendaftar, mulai masuk ketika kbm sudah berjalan kurang lebih 1 bulan. Ketika saya mengantar, ternyata banyak anak anak yang masih ditunggui umi nya. Nempeell, pel.. Uminya geser sedikit langsung nangis. Padahal sudah kurang lebih satu bulan mereka masuk sekolah. Sa’id pun yang biasanya kendel (berani) sama orang baru, menjadi terimbas, ikut ikutan nempeeel sama ibu nya. Kalau saya hendak beranjak, dia pun menangis. Tiap hari seperti ini…. suasana kelas PAUD menjadi kurang seperti yang diharapkan soalnya anak-anak tidak memperhatikan ustadzah, tp memperhatikan umi nya masing-masing (takut ditinggal pergi uminya). Hal ini menjadi masalah buat PAUD.
Akhirnya.. didatangkan ustadzah dari Play Group B, dia berdiri, bercerita, berbicara, menggambar, melompat, mengepakkan tangannya… anak-anak memperhatikannya, Sa’id pun asik dan saya pun meninggalkan Sa’id tanpa tangisannya.
Kita pun mendapat pelajaran:
Sebuah kemampuan bercerita, atas kehendak Allah bisa menjadi sebab merubah mood seorang anak. Dari bad mood dan rewel jadi ceria.
Pun sebuah kemampuan bercerita, atas kehendak Allah bisa menjadi sebab seorang anak asyik memperhatikan hal yang kita bicarakan. Ini adalah peluang emas untuk seorang pendidik. Kita bisa memasukkan apa yang ingin “kita masukkan” ke dalam diri anak berupa pelajaran aqidah, adab, akhlak, bahasa arab, dll melalui media ini. Sebuah cara cerdas bukan?
Jadi,.. jangan lewatkan peluang emas ini. Mari belajar bercerita… Saya pun saat ini juga sedang belajar…
– Atau lebih tepatnya bukan belajar bercerita, tapi belajar berkomunikasi menarik dengan anak. –
(Semoga dilain waktu bisa membahas lebih luas masalah ini)
****
Uus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar